Monday, January 18, 2016

PENGAWET DAN SABUN


Pengawet atau preservative diperlukan untuk memperpanjang masa pakai dan/atau masa simpan suatu produk, bekerja dengan mencegah atau menghambat oksidasi dan pertumbuhan mikrobakteri yang menyebabkan suatu produk membusuk dan berbau aneh. 

Pada industri pemilihan dan penambahan pengawet berspektrum luas mutlak diperlukan, mempertimbangkan proses pengepakan, distribusi, penyimpanan, dan pemasaran yang memerlukan waktu yang tidak sedikit.  Pada produk kosmetik, seringkali germaben, optiphen, atau pengawet berbasis paraben digunakan. 

Pada sabun, kasusnya sedikit berbeda. Pemilihan jenis minyak yang digunakan pada sabun, akan menentukan keawetan suatu sabun. Minyak kelapa dan sawit memiliki masa layan yang panjang hingga lebih dari 2 tahun. Sementara minyak berusia pendek seperti grapeseed oil, avocado oil, dan soybean oil hanya bertahan selama 3-6 bulan ketika dibuat sabun. Kandungan antioksidan pada sabun yang dibuat secara alami pun berperan dalam memperpanjang usia sabun.  Antioksidan mencegah terjadinya oksidasi, sehingga mencegah terjadinya pembusukan, hal ini kemudian menjadi pertimbangan para soapmaker yang menggunakan minyak berusia pendek untuk memberikan tambahan tocopherol (vitamin E) yang berfungsi sebagai anti oksidan pada sabun buatannya.

Selain pemilihan jenis minyak, sabun yang dibuat melalui proses saponifikasi dengan komposisi utama merupakan produk sabun, akan bersifat basa dengan pH antara 8.5-10.5. Meskipun pH yang diperbolehkan untuk sabun hingga batas 11-12, biasanya produsen sabun dan soap maker berpengalaman akan menjaga pH sabun buatannya dalam batas dibawah 10.5. Sabun dengan pH diatas 8 ini menghambat pertumbuhan bakteri, menjadikannya awet secara alami tanpa memerlukan pengawet tambahan karena secara umum bakteri berkembangbiak pada pH 5-8. Hal ini kemudian menjadi acuan pemberian bahan pengawet pada produk kecantikan dan kosmetik terutama yang berbasis air seperti pelembab, lotion, body butter, dan tabir surya.  Pada produk non sabun yang paling alami sekalipun peran pengawet diperlukan, sementara pada sabun peran pengawet dapat dilewatkan sesuai pH yang terbentuk selama masa pakai sabun.

Sabun bayi pH 7 (netral) dengan paraben sebagai agen pengawet
Sabun kesehatan pH 9-10 (basa) tanpa pengawet
Sabun bayi pH 10-11 (basa) tanpa bahan pengawet

PUTRIMANDI SOAP pH 10 (basa) tanpa bahan pengawet




2 comments:

  1. Haloo salam kenal, artikel anda sangat membantu saya , terima kasih.
    Saya mempunyai satu pertanyaan , bagaimanakah dengan sabun yang menggunakan Olive Oil (bukan Virgin),apakah akan memiliki usia yg panjang atau pendek ?

    ReplyDelete
  2. Hallo admin.. salam kenal dengan saya, sabun cair buatan saya dengan bahan virgin cocunut oil, virgin olive oil, sedikit dengan esensial farpum tanpa ada pengawet, sktr 4 bln agak sedikit berbau tegik admin. Agar awet tanpa bahan sintesis menggunakan apa y? Pengawet sintesis aman sktr 1 % benarkah?

    ReplyDelete